Saat ini pun
anak-anak kecil yang masih sekolah dasar ataupun sekolah menengah dapat ikut
bermain. Pada usia-usia seperti ini biasanya anak-anak meniru atau mencontoh
berbagai hal yang dilihatnya. Sisi negatif game online merupakan salah satu hal
yang harus kita perhatikan. Bila anak-anak seusia ini meniru interaksi yang
negatif dari game seperti memukul atau menendang teman, tentunya bukan hal yang
baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengawasan dan pendidikan yang baik
agar anak-anak tidak meniru hal-hal negatif tersebut. Hal ini juga seharusnya
menjadi pertimbangan para penyedia game online agar interaksi yang kurang
mendidik seperti ini seharusnya tidak dimasukkan ke dalam game itu sendiri.
Maka, dalam hal ini, orang tua perlu melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya
yang masih sekolah, terutama bila masih tingkat sekolah dasar atau menengah.
Tetapi untuk para remaja, hal-hal seperti ini tentunya sudah tidak asing lagi,
dan mereka pun sudah dapat mulai membedakan yang mana yang baik dan buruk dan
pengawasan serta pendidikan moral masih tetap harus dilakukan oleh para orang
tua, sehingga para anak dapat tetap bermain dan menyalurkan hobinya tanpa takut
terkena dampak negatif dari game online tersebut.
Disisi lain ada yang mengatakan,
“Game online adalah game yang menyediakan server-server tertentu agar bisa
dimainkan. Namun, game online berbeda dari game yang lain, game
online tidak ada akhirnya dan game online dapat juga
menghasilkan uang tambahan yaitu dengan menukarkan mata uang di game online
dengan bentuk rupiah atau bisa juga dengan menjual karakter game online kepada
orang lain. Bila sudah “dewa”, harganya bisa mencapai jutaan rupiah”.
Sejalan dengan makin membanjirnya para penggemar game ini, teknologi
piranti lunak untuk permainan ini pun berkembang kian pesat. Dari sekadar video
game berbasis PC atau TV yang dimainkan sendiri atau secara bersama (multiplayer)
di sebuah medium yang sama, kini mulai bergerak menuju permainan yang terhubung
secara online. Artinya, seorang pemain (player) akan bisa adu strategi dan
ketrampilan dengan sejumlah pemain lain yang berada di belahan dunia yang lain.
Keberadaan internetlah yang memungkinkan hal itu terjadi.
Jika kita memperhatikan dan berkunjung pada beberapa warung internet (warnet), bahkan
ada warnet khusus untuk layanan games online, maka kita akan
melihat bahwa kebanyakan dari pengguna dan pengakses internet adalah
pecandu games online. Para pecandu games online sebagian besar merupakan usia anak-anak dan usia remaja. Bisa dibayangkan,
bagaimana efek games online bagi pertumbuhan psikologis
mereka.
Telah banyak
penelitian yang dilakukan tentang pengaruh game ini terhadap anak- anak. Dan
tentunya memberikan hasil yang positif dan negatif. Berikut informasi pengaruh
game bagi anak menurut para peneliti yang telah dirangkum dari beberapa
sumber.
1.
Dampak Positif
• Menurut
Salah seorang Menteri Sekretaris Kabinet di Inggris, Tom Watson, menyebutkan
bahwa dengan bermain video game, anak-anak dapat belajar melatih pikiran,
konsentrasi, menjawab tantangan, dan beradaptasi terhadap perubahan di sekitar
mereka.
• Menurut beberapa peneliti dari
University of Rochester, New York, Amerika Serikat yang melakukan penelitian
mengenai dampak positif game. Menurut mereka, Anak yang bermain video game akan
mengembangkan kemampuan dalam membaca dan matematika.
• Mark
Griffiths, seorang profesor di Nottingham Trent University, Inggris, menyatakan
bahwa dengan bermain game dapat meringankan dan bahkan mengalihkan perhatian
dari rasa sakit yang diderita oleh seorang anak yang sedang dalam masa
perawatan, misalnya seperti kemoterapi. Dengan bermain game, rasa sakit akan
berkurang dan tensi darah pun akan menurun.
• Bermain
game juga baik untuk fisioterapi anak-anak yang mengalami cedera tangan.
Walaupun game dinyatakan
dapat memberikan dampak positif bagi anak, para ahli tetap menyarankan agar
anak tetap tidak boleh berlama lama dalam memainkan game. Sementara itu, dampak
bagi para remaja yaitu :
· Game itu membuat orang pintar. Penelitian di Manchester
University dan Central Lanchashire University membuktikan bahwa gamer yang
bermain game 18 jam per minggu (rata-rata 2.5 jam/hari) memiliki koordinasi
yang baik antara tangan dan mata setara dengan kemampuan atlet. Akan tetapi
lebih banyak orang yang bermain dalam waktu jauh lebih lama.
· Meningkatkan konsentrasi. Dr. Jo Bryce, kepala penelitian di
suatu universitas di Iggris menemukan bahwa gamer sejati punya daya konsentrasi
tinggi yang memungkinkan mereka mampu menuntaskan beberapa tugas.
· Ketajaman mata yang lebih cepat. Penelitian di Rochester
University mengungkapkan bahwa anak-anak yang memainkan game action secara
teratur memiliki ketajaman mata yang lebih cepat daripada mereka yang tidak
terbiasa bermain game.
· Meningkatkan kinerja otak dan memacu otak dalam menerima cerita.
Sama halnya dengan belajar, bermain game yang tidak berlebihan dapat
meningkatkan kinerja otak bahkan memiliki kapasitas jenuh yang lebih sedikit
dibandingkan dengan belajar dan membaca buku.
· Meningkatkan kemampuan membaca. Psikolog di Finland University
menyatakan bahwa video game bisa membantu anak-anak untuk meningkatkan
kemampuan baca mereka. Jadi, keluhan soal bermain game yang dapat menurunkan
budaya membaca tidaklah beralasan.
· Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Riset di Indonesia
membuktikan bahwa banyak pria yang mahir bahasa Inggris di sekolah ataupun di
universitas tanpa melalui kursus adalah mereka yang suka bermain game.
· Membantu bersosialisasi. Beberapa profesor di Loyola University,
Chicago telah mengadakan penelitian dan menurut mereka game online dapat
menumbuhkan interaksi sosial yang menentang stereotip gamer yang terisolasi.
friendship, brotherhood, organisasi (guild), menghadapi conflict bersama (guild
wars), managing people (jika menjadi guild leader), kontrol emosi, politik,
dsb.
· Mengusir stress. Para peneliti di Indiana University menjelaskan
bahwa bermain game dapat mengendurkan ketegangan syaraf. Jelas aja daripada
berantem mendingan berantem lewat game, darahnya bohongan, senjata bohongan,
semuanya serba bohongan, buat apa kita hidup di jaman digital kalau tidak
memanfaatkannya.
· Memulihkan kondisi tubuh. Dr. Mark Griffiths, psikolog di
Nottingham Trent University melakukan penelitian sejauh mana manfaat game dalam
terapi fisik.
· Meningkatkan kecepatan dalam mengetik, karena beberapa game
online mengharuskan player untuk mengetik ketika berkomunikasi dengan lawan
bicara.
· Melatih kemampuan berdagang.
Salah
satu indikator mahasiswa yang berkualitas itu dapat dilihat dari prestasi
belajarnya yang baik. Karena prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan
seorang mahasiswa. Namun dalam proses pencapaian prestasi tersebut seringkali
siswa dihadapkan dengan berbagai kendala-kendala yang bisa menurunkan
prestasinya. Hal yang menjadi kendala mahasiswa tersebut salah satunya adalah
game online.
Game online sudah
menjamur dari waktu yang cukup lama di Indonesia. Penyebarannya pun sangat
cepat sekali terutama dalam beberapatahun terakhir. Dimana-mana sangat mudah
ditemui warnet-warnet yang menawarkan jasa ini. Tidak hanya di kota-kota besar
saja, beberapa kota kecil pun sudah "diserang" oleh candu ini. Seru
dan menyenangkan, itulah komentar dari banyak orang yang sudah gandrung oleh
game online. Memang wajar sekali komentar itu muncul, mahasiswa akan menemukan
"dunia" baru yang membuat dia seolah menjadi sesuatu yang berbeda.
Hal ini yang kemudian benar-benar membuat orang ketagihan untuk terus larut
dalam situasi ini.Fenomena ini sudah lama terjadi tapi sepertinya belum
mendapat perhatian yang serius.
Permasalahan selalu
timbul ketika sesuatu itu dilakukan berlebihan. Dalam hal ini, berlebihan bisa
diasumsikan sebagai pengaturan waktu yang kurang baik dari mahasiswa. Banyak
mahasiswa yang ketagihan dengan hal ini dan menjadi melupakan belajarnya.
Seharusnya hal ini lebih diperhatikan lagi karena jika tidak disesuaikan dengan
waktu belajar maka prestasi belajarnya pun akan terus menurun. Khusus untuk
anak-anak di bangku sekolah, pemerintah melalui Depdiknas dirasa perlu untuk
memberikan sebuah perhatian lebih akan aktifitas ini. Tidak berupa larangan
tapi lebih kepada pendekatan manajemen waktu dan manfaat yang mereka peroleh
selama bermain. Dalam proses pencapaian
prestasi mahasiswa seringkalidihadapkan dengan berbagai kendala-kendala yang
bisa menurunkan prestasinya. Salah satu hal yang menjadi kendala mahasiswa
tersebut adalah penggunaan game online secara berlebihan. Jika dalam penggunaan
gameonline ini dilakukan secara berlebihan maka akan muncul masalah. Berlebihan
di sini bisa diasumsikan sebagai pengaturan waktu yang kurang baik dari
mahasiswa sehingga mahasiswa melupakan belajarnya. Jika hal initerus-terusan
berlanjut dan tidak diperhatikan maka prestasi belajarnya punakan terus
menurun. Hal ini sebenarnya tidak baik untuk dilakukan, terlebih bagi mahasiswa
pendidikan ilmu komputer dimana tujuan awal dari penggunaan game online ini
adalah sekedar hiburan semata. Karena penggunaan yang berlebihan itu tujuan
utama mahasiswa tersebut yaitu belajar jadi terabaikan.
2. Dampak Negatif
· Tidak Kenal Waktu / Lupa Waktu.
Kebanyakan dari para gamer yang sudah hobi dalam memainkan game game online
yang ada sering kelupaan waktu untuk rutinitas kegiatan lainnya. Misal, waktu
makan lupa untuk ngegame online ke warnet, akibatnya perut sakit dsb.
·
Pemborosan. Mengapa kok pemborosan? Ya, kalau untuk para gamer
yang sudah bisa mencari penghasilan sendiri sih, ini belum terlalu masalah.
Namun jika masih meminta kepada orangtua, misal 1 jam = 5000 rupiah main game
online sekitar 2 – 4 jam, 5000 x 4 jam = 20rbu. Nah, bagaimana kalau sudah
tidak ada uang lagi untuk main game online dan orang tua tidak memberi uang ke
kalian untuk main game online ? Itu baru sekali main game, misal main game
setiap hari selama sebulan sudah habis berapa coba uang yang di keluarkan untuk
main game online ? . Apa tidak kasihan sama orang tua yang bekerja keras untuk
mensekolahkan kita agar menjadi generasi penerus bangsa.
·
Lupa Kewajiban. Ini mungkin masih berkaitan dengan no 1.
Sepertinya kebanyakan dari pemain game online ini masih kisaran anak – anak
sampai remaja (pelajar), (walaupun ada juga sih orang dewasa – orang tua juga
yg memainkan game online ini). Kewajiban para pelajar yaitu belajar. Dengan
keseringan, dampak buruk nya yaitu waktu belajar semakin berkurang. Selain itu
kita juga mempunyai kewajiban terhadap Agama. Dan kewajiban lainnya yang
patutnya di laksanakan sebagaimana mestinya.
·
Menimbulkan
efek ketagihan, yang berakibat melalaikan kehidupan nyata. Inilah masalah
sebenarnya yang dihadapi oleh para gamer yang intinya adalah pengendalian diri.
·
Kehidupan
real menjadi berantakan, seperti nilai pelajaran, tugas kampus, dipecat, dsb.
·
Membuat
orang menjadi bodoh. Orang berpikir terlalu pendek karena jalan main game yang
ia mainkan. Ada salah satu kasus, seseorang membunuh seorang sopir taksi karena
orang itu menginginkan uang dari sopir taksi itu untuk bermain
game.
·
Membuat
orang terisolisir dengan lingkungan sekitar. Ini adalah efek karena terlalu
seringnya bermain game sehingga lupa akan kehidupan nyatanya.
·
Mengganggu
kesehatan. Karena seseorang yang bermain game dalam waktu sangat lama ia hanya
melakukan kegiatan pasif.
C. MENGATUR KEBIASAAN BERMAIN
GAME